Sunday, November 29, 2015

MEMANAH DI DALAM ISLAM

“Barangsiapa telah belajar memanah kemudian ia melupakannya berarti ia telah mengkufuri nikmat”. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, an-Nasa’i, dan al-Hakim.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di atas mimbar berkata: “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi. Ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ketahuilah bahwa kekuatan itu adalah memanah!” (ABU DAWUD – 2153)







Setiap hari Uqbah bin Amir Al Juhani keluar dan berlatih memanah, kemudian ia meminta Abdullah bin Zaid agar mengikutinya namun sepertinya ia nyaris bosan. Maka Uqbah berkata, “Maukah kamu aku kabarkan sebuah hadits yang aku dengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?” Ia menjawab, “Mau.” Uqbah berkata, “Saya telah mendengar beliau bersabda:

“Sesungguhnya Allah ‘azza wajalla akan memasukkan tiga orang ke dalam surga lantaran satu anak panah; orang yang saat membuatnya mengharapkan kebaikan, orang yang menyiapkannya di jalan Allah serta orang yang memanahkannya di jalan Allah.” Beliau bersabda: “Berlatihlah memanah dan berkuda. Dan jika kalian memilih memanah maka hal itu lebih baik daripada berkuda.” (AHMAD – 16699)





Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak ada hiburan kecuali dalam tiga hal; seorang laki-laki yang melatih kudanya, candaan seseorang terhadap isterinya, dan lemparan anak panahnya. Dan barangsiapa yang tidak memanah setelah ia mengetahui ilmunya karena tidak menyenanginya, maka sesungguhnya hal itu adalah kenikmatan yang ia kufuri.” (NASAI – 3522)

"Sesungguhnya Allah memasukkan tiga orang ke syurga dengan satu busur panah: pembuat yang diperkirakan dalam perbuatannya baik, orang yang memanah dan orang yang memberi bantuan dengannya. Maka memanahlah, berkudalah, dan memanah itu lebih saya sukai daripada berkuda." (Hadits riwayat Ahmad dan Abu Dawud dan selain keduanya)





Dari Salmah bin A1 Akwa' berkata,
"Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam berjalan dengan seseorang yang telah masuk Islam di sebuah pasar. Maka beliau bersabda, "Panahlah Bani Isma’il, karena sesungguhnya bapak-bapak kalian adalah para pemanah. Lepaskanlah panahmu itu, saya bersama bani fulan.”

Kemudian Salmah berkata, Maka, salah seorang dari dua kelompok itu memegang panah mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Mengapa kalian tidak melepaskan anak panah kalian?" Mereka menjawab, "Bagaimana kami memanah sedangkan engkau bersama mereka?" Maka Rasulullah bersabda, "Lepaskanlah anak panahmu, saya bersama kalian." (Hadits riwayat Bukhari)


"Kamu harus belajar memanah, karena memanah itu temasuk sebaik-baik permainanmu." (Hadits riwayat Bazzar dan Ath-Thabarani)