Tuesday, February 24, 2015

Dipasang kulit dan silencer

Untuk mempercantik English Longbow saya yg baru ini saya pasang string silencer, well sebetulnya saya memakai string longbow lama yang sudah patah, saya pakaikan di longbow yang baru sekaligus dengan string silencer nya, jadi saya bisa menyimpan string yang baru untuk cadangan.

Saya juga melilit bagian center bow dengan kulit domba warna coklat sebagai penanda bagian handle, karena English Longbow memang polosan, tanpa handle dan arrow rest, jadi agar saat nocking bisa cepat dan pas di center, maka saya perlu memasang lilitan kulit sebagai handle sekaligus penanda.

Saya lebih suka dengan pewarnaan ELB saya yang ini, namun kurang suka dengan efek glossy nya, mungkin saya akan melakukan sesuatu untuk menghilangkan efek glossy nya.... digosok dengan alcohol?










Unboxing English Longbow

Akhirnya pada tanggal 24 Februari 2015, English Longbow yang saya tunggu tunggu tiba juga, setelah mengalami hambatan beberapa kali dalam pengambilan barang di kantor pos, hari ini longbow sudah berada di tangan saya.

Intinya saya puas sekali dg longbow ini walaupun blm coba di outdoor. Ketika saya buka, saya langsung melihat perbedaannya dg ELB saya yang lama, ini lebih tebal, tentu saja karena draw weightnya yg ini 65Lbs.

Saya coba string utk pertama kalinya, GAGAL! Bueraaat banget.... Padahal saya sudah terbiasa pakai 55/60Lbs (dulu sblm patah), apakah krn saya terlalu lama istirahat? Coba string kedua kali GAGAL! Antara ngeri patah dan beratnya minta ampun, walaupun ini lbh tebal drpd ELB saya yg lama tetap aja ini kelihatan dan terasa ramping untuk berat seperti ini.... Akhirnya dengan tarik nafas panjang, ketiga kalinya stringing sy berhasil... Langsung terasa ketat sekali!

Kucoba draw, bueraaaaat...... Oke sblm pakai arrow saya akan pemanasan dulu drawing bbp kali semakin lama semakin nambah draw length nya, tetap aja blm berani full draw length saya, campur antara berat dan perasaan takut mledug, bletak!!!!!

Bukan, itu tadi bukan patah, tapi perasaan takut patah hehehehe... Mugkin masih trauma bow patah.. So, saya coba shoot arrows beberapa kali, muantaaaab!!!!! Walaupun blm bisa full draw tetapi power nya terasa sekali.... Beda dengan yg lama, ya jelas beda... Lbs nya aja beda... Hehehehe

So ini foto foto bow aslinya belum saya modified... Habis ini akan saya lilit kulit dibagian handle utk memudahkan menentukan mana bagian tengah, dan pasang string silencer.. I AM SATISFIED!!!


Specs: English Longbow 65# @28" safe up to 30", length 71"

























Sunday, February 22, 2015

Flintknapping - Pakai Gerinda Saja Lebih Mudah

Flintknapping adalah seni mecahin dan nyuwilin batu (biasanya flint/chert), untuk dibentuk sehingga menjadi alat-alat yang berguna untuk berburu dan lain-lain. Flintknapping biasanya untuk membuat mata panah, pisau dan kapak di zaman batu. Kalau di zaman batu flintknapping adalah salah satu cara (skills) untuk bertahan hidup, kini di era modern ini, flintknapping menjadi salah satu hobby tertentu dan salah satu bentuk seni. Biasanya pelaku seni flintknapping ini adalah para primitive bow hunter dan juga kolektor senjata-senjata yang terbuat dari batu. Sebagaimana layaknya sebuah art (seni) yang lain, maka flintknapping memiliki aturan-aturan yang wajib diikuti bagi para pelakunya. Sebagai contoh: seni kaligrafi jepang (shodo) ada aturan yang mengharuskan pelakunya memakai kuas khusus (bukan kuas lukis), memakai tinta khusus (bukan tinta lukis), memakai kertas shodo khusus (bukan kertas gambar atau HVS putih). Contoh lain, seni memahat patung dari batu, aturan-aturannya adalah harus memakai alat pahat, dan harus dari bongkahan batu yang dipahat menjadi sebuah patung yang indah, bukan cetakan cor-coran campuran batu kerikil, semen dan pasir yang meskipun misalnya hasilnya jadinya sama persis patung cor-coran cetakan semen tidak dianggap sebagai hasil seni pahat. Seni lukis misalnya, gambar lukisan akan bernilai sebagaimana lukisan jika dilukis dengan tangan menggunakan kuas dan alat-alat lukis lainnya, walaupun hasil print out computer mampu membuat copy lukisan yang sama persis tetap saja hasil print out computer tidak bisa disebut sebagai karya seni lukis. Ambil contoh lain yang diluar hasil karya seni, tetapi memiliki nilai proses yang sama; 2 orang bow hunter, yang satu bersenjatakan selfbow kayu dan arrow kayu dengan stone points, yang satunya lagi bersenjatakan compound bow dengan arrow carbon, keduanya berhasil mendapatkan buruan yg sama (hasilnya sama), mendapatkan babi hutan, tetapi yang satu disebut Primitive Bow Hunter yang satunya lagi TIDAK BISA disebut primitive bow hunter, walaupun sama-sama dapat hasil buruan yg sama, babi hutan dan sama-sama memakai bow and arrows.



Demikian juga halnya dengan flintknapping, sampai detik ini sudah ada 3 orang yang berkata ke saya, "pesen aja di tukang akik pakai gerinda dan asahan batu akik utk bikin flint arrowheads". Saya bilang beda! Walaupun hasil nya akan sama, sama-sama menghasilkan stone point, tetapi karena prosesnya berbeda, yang satu disebut stone point hasil dari flintknapping (primitive), yang satunya disebut copy stone point (modern). Ini yang seringkali gagal dipahami oleh sebagian masyarakat kita. Pengalaman saya di dunia mancing pun begitu. Sering ada orang yang mengaku sudah melakukan teknik fly fishing hanya karena mereka memakai umpan fly fishing (yg disebut fly/flies), walaupun alat yg dipakai adalah bukan fly rod dan fly reel tetapi spinning reel dan spinning rod, dan cara mereka melempar umpannya menggunakan pemberat. Itu sama sekali bukan fly fishing! walaupun sama-sama memakai umpan yang sama dan sama-sama dapat ikan (malah yg pakai spinning rod dg pemberat lebih memungkinkan dapat ikan lebih banyak). Seperti halnya fly fishing, flintknapping yang terpenting adalah "proses nya" bukan hasilnya. Seni (art) nya adalah pada proses, hasilnya adalah bonus!



Karena kita bicara tentang seni, selain kepuasannya yang didapatkan akan berbeda, value dari hasil nya pun akan berbeda. Karya seni lukisan dg hasil print out akan berbeda. Patung hasil pahatan dengan patung cor-coran cetakan pun akan berbeda nilainya. Demikian juga dengan stone point yang dibuat dengan cara flintknapping dengan hasil gerinda pun memiliki kepuasan yang berbeda dan value yang berbeda. Dan hanya si pelaku itu sajalah yang akan mengerti nilai suatu seni (baik benda nya maupun aktifitas/prosesnya).

Tetapi siapakah saya yang berhak melarang orang pakai gerinda untuk membuat stone point? Semuanya akan kembali pada si pelaku seni itu sendiri.........

Obsidian arrow point, hasil knapping saya menggunakan antler (tanduk rusa)



Friday, February 20, 2015

Merangkai Sendiri Primitive Style Arrow

Saya udah sering menulis tentang pemasangan points, arrow heads, broadheads, baik yg import maupun yg bikin sendiri dari steel yg disebut trade point. Kali ini saya akan menulis tentang merangkai sendiri arrow tetapi penekanannya pada fletching bulu kalkun yang dibikin sendiri. Untuk point nya silahkan pakai point apa aja yg tersedia, bisa field point import, broadheads maupun trade point bikin sendiri dari steel pesan di tukang las, lihat tentang artikel saya trade point klik disini.

Pertama tama siapkan bulu sayap kalkun, memakai bulu sayap kalkun sangat direkomendasikan untuk membuat fletching bulu yang baik. Dimana bisa beli bulu sayap kalkun? Silahkan join group kami, ada beberapa member yang menjual bulu sayap kalkun di group kami, klik disini.


Karena bulu kalkun yg dijual lokal tidak dipisahkan antara left wing dg right wing, pastikan saat anda merangkai arrow dalam 1 arrow menggunakan sisi yang sama, left wing dipakai bersama-sama left wing dan right wing dg right wing.

Langkah selanjutnya adalah membelah quill shaft (batang bulu) dengan menggunakan cutter atau pisau yang tajam, gunakan telenan atau kayu untuk alasnya. Caranya adalah pisau/cutter ditancapkan di quill shaft sampai menembus alas kayu, kemudian bulu ditarik pelan-pelan sampai terbelah sempurna, lihat video cara membelahnya dibawah ini.



Setelah terbelah, langkah selanjutnya adalah menghaluskan belahan quill shaft sekaligus menipiskannya, karena jika dipakai langsung quill shaft belahan tersebut masih terlalu tebal. Saya menggunakan mini grinder dengan kabel extension dan memakai mata mini gerinda yang memakai amplas. Lihat video dibawah ini. Ratakan, tipiskan dan haluskan dari ujung ke ujung quill shaft.


Setelah belahan quill shaft dihaluskan dan ditipiskan, saya memotong bulu menjadi sepanjang 6 inchi, saya memilih bagian yang mendekati ujung untuk bagian bulu yg akan saya pakai, alasannya adalah bagian ujung adalah bagian bulu yang lebih tua daripada bagian pangkal, jadi fibers bulu nya lebih tebal/kaku dibandingkan yang ada di bagian pangkal.

Bulu setelah dipotong panjang 6 inchi

Kemudian saya preshape menjadi 5 inchi dengan saya sisakan kurang lebih 1/2 inchi quill shaft di depan dan 1/2 inchi quill shaft di belakang. Tetapi nantinya quill shaft sisaan tersebut saya potong lagi, secukupnya saja untuk dililit benang.

Bulu setelah di preshape 5 inchi

Langkah berikutnya adalah pengeleman, saya menggunakan lem epoxy 5 minutes (terserah mau merek apa lemnya) untuk mengelem bulu fletching tersebut di shaft berukuran 8mm, sebetulnya saya ingin memakai PINE PITCH GLUE tetapi sampai sekarang saya belum mendapatkannya... what a pitty....

Seperti inilah jadinya ketika sudah dilem dan dipasang di shaft. FYI, sebelum pengeleman saya sudah membuat selft nock nya terlebih dahulu dan jarak antara pangkal bulu dengan pantat self nock adalah selebar 2 jari tangan saya (telunjuk dan jari tengah). Lihat video di bawah ini.


Kemudian saya mengikat kedua ujung fletching depan dan belakang dengan menggunakan benang P.E. (pakai benang apa aja boleh). Lihat foto dibawah ini. Pakai sinew lebih keren....

Setelah dilem dan diikat menggunakan benang P.E.

Kemudian barulah pemasangan point/broadhead/trade point/flint point terserah anda.... Setelah point saya pasang barulah shaft saya vernish menggunakan varnish/polyurethane (langkah ini bsa saja dilakukan diawal), saya memilih diakhir karena menunggu vernish kering sempurna cukup lama, saya mending pasang semua dulu baru divarnish, karena tanpa varnish pun sebetulnya arrow sudah siap pakai.

Setelah varnish kering, saya trimming lagi kelebihan bulu sehingga fletching membentuk lebih ramping dan berkesan "PRIMITIVE" ;-) Lihat foto-foto dibawah ini.






Langkah paling akhir adalah quality control, saya coba menembakkan arrow ini dari jarak 12 meter menggunakan bow istri saya (karena longbow saya belum datang), dah sekali shoot hasilnya memuaskan.... quality control passed!



Untuk belajar lebih lanjut mengenai PRIMITIVE BOW HUNTING, silahkan gabung group kami di FB: Belajar Bushcraft dan Primitive Bow Hunting