Wednesday, April 6, 2016

This is WHY I hunt - Tanjunglubuk Sumatera Selatan

Pada tanggal 4 April 2016 setelah mengajar dan menguji kelas iaijutsu di Palembang, saya menyempatkan diri untuk pergi ke Tanjunglubuk Sumatera Selatan untuk hunting babi. Menurut info disana kadang ada babi yang menyerang tanaman milik petani disana. Perjalanan dari Palembang menuju lokasi membutuhkan waktu tempuh 3 jam menggunakan mobil pribadi.

Sesampai di lokasi kami istirahat sebentar, makan siang, kemudian dilanjut dengan mencari jejak babi.



Mencari (tracking) jejak babi dilakukan dengan berjalan jauh kedalam perkebunan kelapa sawit sampai mentok harus menggunakan sampan kecil untuk menuju perkebunan semangka melalui sungai kecil dan hutan.



Namun setelah jalan berputar-putar kami tidak berhasil menemukan jejak babi, dan menurut informasi penjaga kebun memang saat ini sudah tidak ada babi yang muncul karena masa panen semangka sudah lewat 2 minggu yang lalu, dan saat ini masuk masa pemupukan tanah.

Walaupun sedikit kecewa karena tidak berhasil menjumpai apa yang diharapkan, kami merubah rencana hunting menjadi hunting tupai. Menurut informasi tupai nya banyak sampai biasanya terlihat bergerombol.

Kami pun memutuskan untuk kembali ke hutan pohon karet dimana biasanya dijumpai tupai-tupai.


Sayapun mulai hunting tupai di daerah perkebunan kelapa sawit dan hutan pohon karet. Dan lagi-lagi kenyataan yang dijumpai tidak sesuai apa yang diceritakan, ternyata cukup sulit juga menemui tupai yang tadinya menurut cerita tupai mudah dijumpai bahkan banyak dan sering bergerombol. Sampai akhirnya malam pun tiba saya tidak berkesempatan shoot arrow 1 pun.

Malam harinya ternyata turun hujan, dan kamipun memutuskan untuk tidak berburu malam hari, dan menunggu sampai keesokan harinya.

Pagi hari, saya berjalan memasuki perkebunan kelapa sawit dan kebun pohon karet untuk berburu tupai. Dan saya berhasil menjumpai tupai yang saya coba untuk shoot sampai 4x tetapi missed semua, saya pun kehilangan 4 arrows dengan tanpa hasil. Sampai waktunya untuk kembali ke Palembang pun tiba saya belum sempat mendapatkan 1 buruan pun.





Tetapi dibalik itu semua, saya merasakan bahagia bisa travelling jauh sampai ke Tanjunglubuk, kabupaten Oki Sumatera Selatan. Bagi saya, hasil berburu adalah bonus, travelling dan berpetualang di alam adalah HAL yang utama. Apakah jika gagal mendapatkan hasil buruan saya belum disebut hunting? Bagi saya, hunting adalah proses nya, dimana kita menjalani semua proses mulai dari persiapan berburu dengan mempersiapkan peralatan, transportasi, mental dan stamina. Sedangkan hasil berburu adalah rezeki yang mana itu sudah ada yang mengatur. Ibaratkan seorang penjual makanan keliling, yang BEKERJA dengan berkeliling keluar masuk kampung, menyusuri jalanan dari subuh sampai pulang maghrib, apabila jika dia tidak berhasil mendapatkan uang sepeserpun dari kerja sehariannya apakah dia tidak disebut sudah bekerja? Apakah dia dikatakan belum bekerja? Rezeki sudah ada yang mengatur, tinggal apakah kita mau berusaha atau tidak, dan menikmati proses usaha tersebut lah adalah alasan utama saya berburu, Hasil buruan berupa babi hutan atau tupai atau lainnya jika Allah sudah member rezeki, bisa saya dapatkan di Jawa Timur, tetapi kesempatan untuk berjalan menikmati hutan dan sungai di bumi Sumatera Selatan adalah keistimewaan "THAT'S WHY I HUNT".